Sejarah batik Pekalongan -
sejak abad ke 17 sejarah batik mulai terbentuk dari Jalur perjalanan Cheng-Ho ke Samudra Barat yang
ditulis Zheng He Xia yang dimulai dari Nanjing (Ibu kota). Kapal-kapal berlabuh
di Qui-Nho melalui Cina Selatan langsung (India) atau Teluk Benggala (Bengali)
dan perjalanan dilanjutkan ke Arab atau Afrika dan Eropa. Begitu sebaliknya.
Dari hubungan perdagangan antarpulau dan antarnegara yang melewati jalur laut
itu, pedagang Pekalongan tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan pengetahuan
baik teknis, bahankain, maupun bahan pewarna. Hal itu karena Pekalongan
termasuk kota pelabuhan, seperti Surabaya, Gresik, Tuban, Denmark, dan Cirebon.
Pada tahun 1620, batik telah menjadi sumber mata pencaharian masyarakat
Pekalongan. Hampir setengah abad batik dirintis oleh pedagang Cina di kampong
Sampangan. Pada tahun-tahun itu para buruh pribumi mulai membuka usaha sendiri.
Dr. Kusnin Asa mengatakan masa itu sebagai masa harapan dan kecemasan.
Kondisi tersebut dipengaruhi kondisi politik oleh beralihnya status Pekalongan
menjadi tanah perdikan dibawah kekuasaan Kerajaan Mataram yang sebelumnya
dibawah kekuasaan Kesultanan Cirebon. Perpindahan status tersebut mengakibatkan
masyarakat Pekalongan merasa diperlakukan sebagai daerah jajahan.
Pada periode ini juga mulai diberlakukan anturan pemakaian batik dimana masyarakat
biasa dilarang memakai maupun memproduksi batik bermotif larangan (Awisaning
Ratu/Larangan Dalem). Batik dengan motif batik jenis ini hanya boleh dikenakan
oleh keluarga Keraton. - Sejarah batik Pekalongan -